Sabtu, 20 Februari 2010

Solo Selayang Pandang


Solo Selayang Pandang
Ingat nyanyian Keroncong “Kota Solo” yang dinyanyikan oleh Mus Mulyadi mendayu2 menggambarkan kota Solo yang Indah dan penuh dengan seni dan budaya Adi luhur peninggalan nenek moyang kita seperti itulah kira2 gambaran kota Solo sa’at ini. Solo memang kota yang penuh budaya .Lima tahun terachir ini sudah sangat berbeda dari masa2 sebelumnya , semuanya telah tertata dengan rapi dan indah.



Keadaaan yang sangat berbeda dari masa2 sebelumnya dari kacamata orang awam yang antara lain bangunan2 Kantor Pemerintah, Kalurahan dan Kecamatan hampir kesemuanya telah ganti dengan bangunan yang bagus untuk pelayanan masyarakat, Pasar2 tradisional yang tadinya berkesan kumuh sekarang bersih dan bagus bangunanya, dan bersih lingkungannya
Bantaran2 sungai Kalianyar yang tadinya penuh dengan bangunan liar sekarang sudah bersih dan dirubah menjadi taman yang indah dimana warga bisa santai sambil menikmati keindahan taman. yang bersih dan nyaman . Salah satu tempat yang berubah sama sekali adalah Pasar Pon atau Ngarsopuro sekarang sudah berubah menjadi tempat yang indah ,menarik dan penuh dengan nuansa seni / budaya dimana Nuansa Budaya Jawa Solo sangat kelihatan sekali Pasar Barang Antik (Triwindu) tertata rapi dengan bangunan penuh barang2 antiq dan seni. Jalan Diponegoro atau Pasarpon yang merupakan jalan menuju ke Kraton Mangkunegaran sekarang sudah bersih dari PKL dan dan dibenahi dengan taman2 dan lampu2 serta dilengkapi dengan kursi2 taman sehingga sangat indah sekali dan sangat kental nuansa budaya Solo nya , Tidak hanya itu setiap malam minggu ada PKL yang khusus menjual semua barang yang menggambarkan kebudayaan kita dan buka mulai sore hingga pagi hari. Solo City walk sebanjang jalan Slamet Riyadi sebelah selatan digunakan untuk pejalan kaki dan dilengkapi dengan taman2 dengan meja kursi antik untuk istirahat bisa bersantai bahkan sekarang telah dilengkapi dengan titik hot spot untuk bisa meng akses internet . Untuk menggiatkan batik, ada dua kampung yang menjadi sentra batik sehingga menjadi daya tarik tersendiri dari turis yang datang di Solo, Kampung batik Laweyan dan kampung batik Kauman yang memang dahulunya adalah tempat para pedagang batik Solo tinggal,. Tidak hanya itu untuk anak2 sekolah, pegawai pemerintah dan kantor2 swasta setiap hari2 tertentu seragam menggunakan batik.. Untuk papan nama jalan, nama kantor2 / bangunan pemerintah sekolahan papan nama disamping tulisan Latin dilengkapi dengan tulisan dengan huruf Jawa, jadi atmosfirnya terasa sekali apabila kita di Solo terasa benar bahwa kita sedang berada di Solo, Jawa Tengah. Mudah-mudahan Solo terus berkembang tanpa harus kehilangan identitasnya sebagai kota yang penuh dengan seni dan budaya. Marilah kita menjadi diri kita sendiri tanpa harus menjadi ke barat-barat-an ataupun ketimur-timuran

(bersambung)

Tulisan ini dibuat untuk bernostalgia waktu kita masih di SR (sekarang SD) salah satu mata pelajaran Bhs Indonesia adalah membuat karangan kita ingat betapa sulitnya menemukan kata-kata untuk dirangkai menjadi kalimat., sehingga untuk memenuhi target 1 (satu) lembar folio terpaksa tulisannya dibuat besar-besar supaya segera penuh..Dan sekarangpun ternyata juga masih sulit.

Tidak ada komentar: